Factors Affecting the Quality of Red Onions from the Post-Harvest Handling Side

Authors

  • Fidya Ningsih Trilogi University

Keywords:

shallots, quality, post-harvest

Abstract

Shallots are a commodity that the people of Indonesia widely cultivate. In addition to being cultivated, shallots are processed to be used as seasonings and additional ingredients in cooking. This study aimed to determine how many respondents were between champion shallot farmers and horticultural practitioners in implementing good and correct post-harvest activities by SOP (Standard Operating Procedures) and to determine the small number of respondents who had not carried out post-harvest activities correctly. The time and place of this study were from November 2020 to July 2021 in Brebes, Central Java. Data collection in this study was by distributing questionnaires to champion shallot farmers and horticultural practitioners who are experts in the field of shallot post-harvest. The data and information collected were analyzed qualitatively with a descriptive approach using the data source triangle technique and processed using Microsoft Excel. The results of this study are that many factors that support the success of the production of high-quality shallots are still lacking in direct application in the field, the highest value with the best value is only found in 3 factors, including the selection of varieties with the highest variable selection, namely superior varieties, drying with the highest variable selection using traditional methods under sunlight, and transportation activities with the variable value of using net sacks in open cars or having coolers.

References

Adhiwibowo K, Mangala P. 2019. Distribusi Perdagangan Komoditas Bawang Merah Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik Rakyat Indonesia.

Aldila HF, Fariyanti A, Tinaprilla. 2015. Analisis Profitabilitas Usahatani Bawang Merah Berdasarkan Musim Di Tiga Kabupaten Sentra Produksi. SEPA 11(2):249-160.

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara R, Ardhiani R. 2010. Intergrasi Pasar Dalam Sistem Pemasaran Bawang Merah. AGRISE X (3):165.

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah-Buahan Semusim. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi tanaman sayuran 2020. [internet]. [diunduh 8 Januari 2022]. Tersedia pada: https://www.bps.go.id

Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Tanaman Sayuran 2020. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik.

Basuki S. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Djibran, Muchlis M, Siskawati, J Biki. 2017. Penanganan Pascapanen Komoditas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Didesa Tonggulo Kabupaten Limboto Barat. Bindhe 2(1):95-98.

Fahroji, Zufia V, Syuryati. 2017. Pascapanen Bawang Merah Dan Cabai. Riau: Badan Penerbit Universitas Riau Ur Press.

Fitria E, et al. 2020. Peran Penangkaran Bawang Merah Mendukung Agribisnis Bawang Merah: Studi Kasus Penangkaran Bawang Merah di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. 4(1):529.

Gagung S, Fadil M. 2019. Efisiensi Usaha Agribisnis Bawang Merah Sebagai Strategi Usaha Dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Kabupaten Blitar. Jurnal Agriekstensia. 18(1):39-46.

Hulzana, Mifta, Muhardi dan Rostati. 2014. Kualitas Umbi Bawang Merah (Allium

Kementerian Pertanian. 2010. Standar Operasional Prosedur Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Jakarta: direktorat sayuran dan tanaman obat.

Kementerian Pertanian. 2021. Mengenal Jenis Varietas Unggulan Bawang Merah. [internet]. [diunduh 8 Januari 2022]. Tersedia pada: https://dinpertanpangan.demakkab.go.id

Khoer I. 2020. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Kiloes A, Hardiyanto N, Sulistyaningrum A, Syah M. 2018. Strategi Pengembangan Agribisnis Bawang Merah Di Kabupaten Solok (Shallot Agribusiness Development Strategy In Solok Regency). J Horti 28(02):269-280.

Komar N, Rakhmadiono S, Kurnia L. 2001. Teknik Penyimpanan Bawang Merah Pasca Panen Di Jawa Timur. Jurnal Teknologi Pertanian. 2(2):79-95.

Manongko A, Caroline B D, Pakasi, Pangemanan L. 2017. Hubungan Karakteristik Petani Dan Tingkat Adopsi Teknologi Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Tonsewer Kecamatan Tampaso. Agri-SosioEkonomiUnsrat. 13(2a):35-46.

Mardiana Y, Purwanto A, Pujantoro L, Sobir. 2016. Pengaruh Penyimpanan Suhu Rendah Benih Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pertumbuhan Benih. Jtep Jurnal Keteknikan Pertanian. 2(1):67-74.

Mutia A, Khairun Y, Purwanto A, Pujantoro L. 2014. Perubahan Kualitas Bawang Merah (Allium ascalomicum L.) Selama Penyimpanan Pada Tingkat Kadar Air Dan Suhu Yang Berbeda. J. Pascapanen 11(2):108-115.

Nirwana. 2019. Skripsi: Faktor-Faktor Mempengaruhi Produksi Bawang Merah Di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Gowa.

Nurmalia et al. 2021. Penanganan Pascapanen Penyimpanan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.): Review. 5(1):255-256.

Priyadi I. 2020. Mengenal Jenis Varietas Bawang Merah Unggulan. [Internet]. [diunduh 2021 juni 17]. Tersedia pada: http://cybex.pertanian.go.id/ .

Priyana H, Tety E, Eliza. 2015. Analisis Pemasaran Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jom Faperta 2(2).

Priyantono E, Purwanto Y, Sobir. 2016. Penyimpanan Dingin Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes, Tajuk, Dan Bali Karet. Journal Of Agro-based Industry 33(1):32-38.

RS, Basuki. 2014. Identifikasi Permasalahan Dan Analisis Usahatani Bawang Merah Di Dataran Tinggi Pada Musim Hujan Di Kabupaten Majalengka. J. Horti. 24(3):266-267.

Rukmana H, Rahmat H, Yudiarachman H. 2018. Sukses Budidaya Bawang Merah di Pekarangan dan Perkebunan. Yogyakarta: Lily Publisher.

Sampul Pertanian. 2018. Mengenal 7 Varietas Unggul Bawang Merah di Indonesia yang Bisa Ditanam Petani. [diunduh 2021, September 22]. Tersedia Pada: https://www.sampulpertanian.com/2018/01/mengenal-7-varietas-unggul-bawang-merah.html .

Santoso P. 2020. Perbedaan Cara Menanam Bawang Merah Modern dan Konvensional. [Internet]. [diunduh 2022 Januari 8]. Tersedia pada: https://serbabawang.blogspot.com .

Sarjani S, Palupi E, Suhartanto M, Purwanto A. 2018. Pengaruh Suhu Ruang Simpan dan Perlakuan Pasca Penyimpanan Terhadap Mutu dan Produktivitas Umbi Benih Bawang Merah (Allium Cepa L. Group Agregatum). J Horti Indonesia 9(2):111-121.

Setiapermas N M, Rohman E, Basuki S. 2013. Pengkajian Peningkatan Produktivitas Bawang Merah Berdasarkan Kesesuaian Standar Operasional Prosedur di Wilayah Pengembangan di Kabupaten Brebes. Seminar Nasional Dengan Tema Menggagas Kebangkitas Komoditas Unggulan Lokal Pertanian Dan Kelautan;2013 Juni; Madura, Indonesia. Madura Hal:129-141.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tantalu et al. 2017. Rekayasa Pengolahan Produk Agroindustri. Malang: Media Nusa Creative.

Thompson A K. 1995. Post Harvest Technology of Fruit and Vegetables. Blackwell sci.

Triyono. 2008. Teknik Penanganan Pascapanen Bawang Merah Di Kabupaten Bantul (Post Harvest Enhance Technique Of Shallot In Bantul Regency). Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian.

Tumiur G. 2014. Sumber Benih Bawang Merah (Alliuym Cepa L. Aggregatum Group) Yang Diperdagangkan Dan Ditanam di Sumatera Utara). Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014.

W Sudjafha, Wisaniyasa B. 2017. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen (Buah dan Sayuran). Denpasar: Udayana University Press.

Waluyo K. 2010. Agrobisnis Bawang Merah. Bandung: Epsilon Grup.

Downloads

Published

2025-02-19